
1. PENDAHULUAN
Uang bisa menjadi penyebab perselisihan dalam keluarga. Terlalu sedikit uang hampir selalu menyebabkan krisis dalam rumah tangga. Terlalu banyak uang juga bisa mengakibatkan gangguan fisik dan nonfisik seperti susah tidur, mudah curiga, stress. Kata orang pula, uang bisa membawa malapetaka. Di sisi lain, uang merupakan alat pembayaran yang mudah dibelanjakan. Namun membelanjakan uang lebih mudah daripada mengatur uang untuk dibelanjakan dengan penuh kebijaksanaan.
Mengatur uang bukanlah hal mudah namun banyak manfaatnya. Dengan mengatur uang secara baik, seorang ibu rumah tangga akan menyadari untuk pertama kalinya bahwa dia hanya mengikuti keinginannya yang tersembunyi.
Seorang suami mungkin akan mengakui bahwa selama ini dia telah terlalu banyak menuntut dari istrinya padahal uang gaji yang diberikan kepada istrinya hanya pas-pasan saja. Demikian pula seorang anak, pada saat menanjak dewasa akan menyadari bahwa ayah/ibu bukan bermaksud untuk menghalang-halangi bila tidak memperoleh uang saku yang cukup.
Setiap anggota Koperasi Kredit, baik pria maupun wanita harus dapat menerima kenyataan betapa tinggi nilai uang (sosial maupun ekonomis) yang mereka peroleh dari hasil kerjanya masing-masing.
Dengan menghargai tinggi nilai uang, ia akan mudah meningkatkan taraf hidupnya karena ia akan memperhitungkan setiap rupiah yang akan dikeluarkannya. Orang yang demikian akan mengantar keluarganya menjadi lebih bahagia. Tetapi itu hanya dapat terwujud bila dibarengi dengan adanya Pengaturan Keuangan dalam keluarganya. Bagi anggota koperasi kredit, Pengaturan Keuangan Keluarga dapat dilakukan melalui Konsultasi Keuangan Keluarga.
Konsultasi Keuangan Keluarga dalam koperasi kredit merupakan bagian yang sangat penting disamping masalah simpanan dan pinjaman. Dengan adanya konsultasi keluarga maka anggota koperasi kredit mampu membelanjakan uangnya dengan penuh bijaksana, rajin menabung dan merencanakan pinjaman serta penggunaannya dengan penuh tanggung jawab.
Di negara-negara yang koperasi kreditnya sudah maju seperti Amerika dan Kanada, koperasi kredit menyediakan pelayanan konsultasi keuangan oleh petugas khusus sampai pada upaya merencanakan pensiun bagi masa depan anggotanya. Di Indonesia, konsultasi keuangan keluarga masih menghadapi masalah psikologis, seolah mencampuri masalah orang lain disamping belum tersedianya tenaga konsultan keuangan yang handal dan dapat dipercaya untuk melakukan tugas tersebut.
Namun demikian, dalam batas-batas tertentu anggota koperasi kredit bisa memperoleh konsultasi keuangan melalui Panitia Pendidikan disamping melalui Panitia Kredit dan Bendahara.
2. ANGGARAN BELANJA KELUARGA
Mengingat pentingnya Pengaturan Keuangan Keluarga bagi anggota koperasi kredit maka kepada anggota koperasi kredit Indonesia diajarkan pengaturan tersebut melali apa yang disebut Anggaran Belanja Keuangan.
Anggaran Belanja Keuangan adalah perencanaan sebelumnya semua pengeluaran keuangan keluarga dengan tujuan agar pendapatan keluarga dapat digunakan dengan cara bijaksana.
Penyusunan Anggaran Belanja Keluarga bagi anggota Kopdit sangat penting karena anggota Koperasi Kredit harus dapat menabung untuk menjadi anggota. Dan anggota Koperasi akan sulit menabung kalau tidak mempunyai niat dan rekad untuk itu. Niat dan tekad untuk menabung harus direncanakan.
3. MENGAPA PERLU ANGGARAN BELANJA KELUARGA?
Ada beberapa alasan mengapa Anggarab Belanja Keuangan diperlukan :
3.1. Pengalaman kesulitan dalam masalah keuangan Banyak keluarga mengalami bahwa uang gajinya hanya cukup untuk setengah bulan. Jalan keluar yang ditempuh dengan berbagai cara yang masih menimbulkan kesulitan. Pengalaman mengalami kesulitan keuangan itu, mestinya mendorong orang mengatur keuangannya.
3.2. Banyak keinginan/cita-cita tidak tercapai Setiap keluarga mempunyai cita-cita, keinginan dan harapan. Tetapi banyak kali tidak tercapai karena gaji yang terbatas. Bila cita-cita tersebut ingin dicapai, tidak ada jalan lain selain mengatur keuangannya.
3.3. Hari suram mengintai Hari-hari di depan setiap keluarga tidak selalu cerah. Banyak kondisi suram mengintai seperti jatuh sakit kendaraan yang tiba-tiba rusak, usaha macet, diberhentikan dari pekerjaan, dan lain-lain. Semua kondisi suram tak dapat kita perkirakan. Untuk menghadapinya tidak ada jalan lain selain menyiapkan dana hari suram. Dana hari suram hanya bisa diadakan dengan pengaturan keuangan.
3.4. Keluarga sebagai satu unit usaha Dari sisi ekonomi, keluarga dapat dipandang sebagai suatu perusahaan, dimana masalah materi dan keuangan merupakan bagian keluarga yang harus ada. (Bayangkan seandainya keluarga hidup tanpa penghasilan, tanpa uang dan materi, apa yang terjadi).
Seperti dalam setiap perusahaan harus ada partner (nasabah,rekanan), tujuan dan maksud, modal dan administrasi. Demikian juga dalam keluarga,harus ada sumber-sumber tersebut. Partner dalam keluarga adalah suami, istri dan seluruh anggota keluarga. Tujuan utama keluarga adalah menegakkan, mempertahankan dan mengembangkan kerumahtanggaan, memberi kebahagiaan dan kesejahteraan rohani maupun jasmi untuk setiap anggota keluarga. Sedangkan di sisi administrasi, sebagaimana perusahaan, setiap keluarga memerlukan administrasi untuk mengendalikan pemasukan dan pengeluaran.
Namun jangan lupakan, keluarga berarti yang utama berurusan dengan nilai-nilai manusia dan bukan dengan hitungan-hitungan keuangan; namun perkawinan juga didasarkan pada landasan ekonomi yang kokoh dan aman, kalau perkawinan itu mau bertahan secara lestari, damai dan sejahtera. Untuk mencapai landasan ekonomi yang kokoh itulah perlunya suatu administrasi keuangan yaitu melalui metode Anggaran Belanja Keuangan.
4. TUJUAN ANGGARAN BELANJA KELUARGA
Menyusun Anggaran Belanja Keluarga mempunyai tujuan berikut :
4.1. Membebaskan keluarga daei hidup gali lubang tutup lubang, suatu pola hidup yang masih banyak menimpa keluarga yang berpenghasilan rendah.
4.2. Perencanaan hidup lenih baik. Banyak orang menginginkan hidup lebih baik, termasuk didalamnya dalam hal keuangan. Setiap keluarga akan mampu hidup lebih baik dengan penghasilan yang diterima asal dapat mengatur keuangannya. Merencanakan keuangan adalah awal dari perencanaan hidup yang lebih baik.
4.3. Mendorong upaya menambah penghasilan. Banyak orang mengingin-kan peningkatan taraf hidup keluarganya. Peningkatan taraf hidup tidak dapat dicapai dengan berangan-angan melainkan perlu tindakan nyata. Dengan mengatur Anggaran Belanja Keluarga, keluarga tersebut dapat merencanakan upaya-upaya yang dapat menambah penghasilan.
4.4. Terciptanya tabungan sebagai Cadangan Keluarga. Dengan mengatur keuangannya secara baik, keluarga akan mampu menabung untuk membentuk cadangan masa depan.
5. SIKAP DASAR UNTUK MENGATUR ANGGARAN BELANJA KELUARGA YANG BAIK
Untuk dapat mengatur keuangan dengan baik, maka dalam keluarga tersebut perlu dibina sikap dasar yang baik.
5.1. Kepercayaan dan Kesetiaan. Terlebih dahulu suami dan istri harus mempunyai sikap saling mempercayai satu sama lain. Suami dan istri berhak mengetahui keadaan ekonomi yang sebenarnya dari keluarga, yaitu berapa dan dari mana pemasukan serta berapa dan untuk apa dikeluarkan. Adalah tidak jujur bila sang istri tidak diberitahukan tentang pendapatan suaminya atau sebaliknya. Kedua pihak harus jujur dan terbuka satu sama lain.
5.2. Rapat Interen Keluarga. Rapat atau pemnicaraan antarkeluarga harus diperaktekkan terutama oleh suami sebagai kepala keluarga. Suami tidak boleh beralih bahwa istri tidak mempunyai pengalaman dalam mengurusi hal-hal yang menyangkut keuangan. Karena adalah kenyataan hidup bahwa istri di rumah, menjalankan fungsinya mengenai manajemen (pengelola) rumah tangga, suatu pelayanan yang bersfiat ekonomis. Sayangnya, pekerjaan seorang istri di rumah tidak di perhitungkan oleh suami. Malah tingkat nasional, pekerjaan istri di rumah tidak diperhitungkan sebagai komponen untuk menghitung tingkat pen-dapatan nasional.
5.3. Anggaran harus Luwes dan Terbuka untuk Perbaikan. Banyak keluarga menjadi kecewa karena anggaran yang mereka buat tidak sesuai dengan praktek. Ini sering disebabkan karena anggaran ditetapakan terlalu kaku & kuranh memperhitungkan segala kemungkinan perubahan-perubahan (fluktuasi) harga dan kebutuhan serta usaha tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa sekali anggaran ditetapkan, setelah memperhitungkan fluktuasi maka semua pengeluaran harus dise-suaikan dengan anggaran itu.
5.4. Selalu Mencatat Semua Pengeluaran dan Pemasukan. Bon-bon pembelanjaan tidak perlu disimpan, apalagi banyak belanjaan tidak pakai bon. Catatlah segala belanja setiap hari dan cocokkanlah dengan anggaran yang tersedia. Menunda mencatat berarti sama dengan tidak manfaat. Kebiasaan mencatat perlu dibuat.
6. CARA MENYUSUN ANGGARAN BELANJA KELUARGA
Sebelum menyusun Anggaran perlu kita membagi kedua kelompok penghasilan yakni :
- Mereka yang mempunyai penghasilan teratur, biasanya dan umumnya secara bulanan seperti karyawan, buruh, gutu, dan lain-lain. Bagi mereka,hal ini mudah diatur dalam bentuk anggaran belanja dengan cara membagi dalam 30 hari (sebulan dihitung rata-rata 30 hari).
- Mereka yang berpenghasilan tidak teratur, misalnya petani, nelayan, pedagang, dan sebagainya. Bagi mereka sebaiknya diatur dalam anggaran khusus, namun jika sulit, dapat di mulai dengan jangka waktu yang lebih pendek misalnya enam bualanan atau lebih pendek lagi tiga bulan atau bagi para petani berdasarkan waktu panenan.
Anggaran harus meliputi seluruh perkiraan jumlah penghasilan yang diperoleh semua anggota keluarga. Pendapatan istri harus diperhitungkan tersendiri. Jangan terjadi bahwa hasil kerajinanyang dibuat oleh istri bila dijual dianggap sebagai pendapatan Kepala Keluarga. Karena dapat saja terjadi pendapatan istri yang membuat kerajinan bila dijual lebih tinggi dari pendapatan suami yang bekerja di kantor. Bila pendapatan istri lebih tinggi karena sangat produktif, itu hal yang wajar, suami sebagai Kepala Keluarga tak perlu malu dengan hal itu. Kemudian memperhitungkan komponen pengeluaran dan perkiraan jumlahnya.
6.1. Mencatat pendapatan keluarga
Catatlah dalam buku anggaran semua pendapatan keluarga.
- gaji tetap suami :
- gaji tetap istri :
- honorarium suami :
- honorarium istri :
- penghasilan tambahan lainnya :
6.2. Catatlah perkiraan pengeluaran
Buatlah komponen pengeluaran sebagai berikut (sebagai contoh)
- Tabungan atau penyisihan untuk perencanaan usaha.
- Yang mutlak perlu dan tetap dibutuhkan, misalnya angsuran rumah, pajak-pajak, rekening-rekening.
- Yang mutlak perlu dan selalu berubah harganya : makanan, biaya kesehatan, pakaian, alat rumah tangga, keperluan pribadi.
- Yang mutlak perlu dan untuk transportasi : cicilan kendaraan, bensin dan oli, parkir, perbaikan, pembelian onderdil atau ban baru, pajak, kendaraan umum.
- Pengeluaran mana seperti kunjungan keluarga, iuran perkumpulan, hubungan sosial seperti undangan, rekreasi, potong rambut, jajan, dan lain-lain.
- Semua pengeluaran dibuatkan daftar yang dapat diisi setiap bulan atau tiga bulan.
6.3. Anggaran harus seimbang dan bijaksana.
Setiap anggaran harusnya dibuat seimbang, bukan hanya di atas kertas tetapi justru dalam relasinya. Jangan sampai terjadi : ‘’Besar pasak daripada tiang”.
Anggaran juga perlu disusun secara bijaksana. Mungkin perlu memperbesar simpanan dengan mengurangi makanan berlebihan yang tidak perlu dan justru akan mengakibatkan penyakit.
Tetapi mengurangi biaya pendidikan anak agar dapat membeli pakaian yang lebih bagus atau untuk rekreasi dapat berarti tidak mempunyai pengertian terhadap masa depan keluarga.
7. MEMBINA SUASANA TENTRAM DALAM KELUARGA
Dengan adanya pengaturan keuangan melalui Anggaran Belanja Keluarga diharapkan terbina suasana keluarga sebagai berikut :
7.1. Pengontrolan Pengeluaran
Ini dimungkinkan karena semua anggota keluarga dapat mengikuti keadaan ekonomi rumah tangga secara nyata. Anggaran merupakan jaminan bahwa pengeluaran tidak akan lebih besar daripada penghasilan.
7.2. Perasaan aman dan stabil
Sebuah anggaran yang ditetapkan secara bijaksana dan berdasarkan keyakinan sepanjang bulan/tahun, akan membebaskan keluarga dari : berhutang, hidup gali lubang tutup lubang, dan memperkuat daya MENABUNG dan merencanakan USAHA-USAHA PRODUKTIF guna menambah penghasilan. Anggaran merupakan pegangan hidup ekonomis, sehingga tercipta rasa aman dan stabil dalam keluarga.
7.3. Memperkuat watak
Melalui tertib diri sendiri, yang dimulai dengan mempertahankan anggaran yang telah disusun akan memperoleh kekuatan watak dan sikap yang akan menunjang keluarga untuk menuju masa depan yang lebih bahagia. Kekuatan watak dan sikap seperti itu sangat di perlukan untuk menahan dan mengawasi keinginan-keinginan dan hal-hal seperti pemborosan, belanja yang berlebihan, berjudi, dan lain sebagainya.
Bahkan juga akan mengontrol keluarga untuk membeli barang-barang yang kelihatannya berguna karena diinginkan, padahal sebenarnya tidak diperlukan.
7.4. Menciptakan damai rumah tangga
Kestabilan ekonomi dalah penting, lebih penting lagi perdamaian keluarga. Pertikaian-pertikaian mengenai masalah keuangan dalam keluarga bisa dikurangi bahkan dihindarkan.
Anggaran yang disesuaikan dengan penghasilan dengan sendirinya setiap anggota keluarga dapat berpikir secara realitas dalam soal-soal keuangan, sehingga terhindarlah salah paham dan pertengkaran dalam keluarga.
8. MENABUNG
Menabung berarti menyisihkan uang dari pendapatan dengan jalan mengehemat secara sehat dengan untuk digunakan dan dijadikan pegangan sebagai dana cadangan. Tabungan merupakan hal yang hakiki dalam hidup kita.
Menabung jnganlah diartikan menyimpan uang saja, tetapi sungguh-sungguh hasil dari hasil penghematan. Sebab itu pos tabungan merupakan pos yang mutlak harus ada dalam anggaran, biarpun jumlahnya tidak banyak.
Maksud anggaran justru untuk menambah tabungan, yakni tabungan yang direncanakan berarti pegangan hidup dan juga sebagai penanaman modal (investasi). Sebab itu, menabung hanya untuk persediaan untuk masa-masa darurat atau peceklik saja, tabungan harus dapat diarahkan dan direncanakan.
Sasaran tabungan harus diutamakan untuk tujuan produktif, artinya mengumpulkan modal sendiri untuk suatu investasi dalam usaha-usahan yang produktif. Setiap mahkluk hidup, termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan pada kodratnya selalu “nyelengi”, manusia dapat berbuat lebih dari itu.
Mana yang paling mudah dipraktekan (mana yang menurut Anda lebih baik)
8.1. Ketahuilah dahulu, mengapa Anda menabung.
Pikirkanlah dan mulailah dengan tujuan yang jelas. Apa yang Anda harapkan dari tabungan itu?
8.2. Buatlah rencana tabungan.
Sesuaikanlah dengan penghasilan, kebutuhan dan keinginan Anda. Jangan hanya ikut-ikutan dengan yang lain. Rencana Andalah yang hanya bisa membantu Anda.
8.3. Buatlah rencana sepanjang tahun.
Hanya dengan jalan inilah Anda bisa memperoleh gambaran yang sesungguhnya tujuan yang hanya bisa membantu Anda.
8.4. Anggarkanlah semua penghasilan dan pengeluaran Anda.
Dan sesuaikanlah dengan kebutuhan Anda. Bikinlah ukuran baju yang pas.
8.5. Ajaklah seluruh keluarga dalam merencanakan anggaran.
Jika seluruh anggota keluarga tahu apa yang ingin dicapainya. Suami atau istri akan berusaha keras untuk memenuhi tujuan itu. Dengan cara ini, Anda akan mampu meningkatkan dan mensukseskan tabungan Anda.
8.6. Ambillah jumlah 10?ri pengeluaran-pengeluaran pribadi Anda atau istri dari pengeluaran sehari-hari, sebagai patokan penghematan. Jika tidak bisa sejumlah itu, usahakanlah jumlah prosentase yang mendekati angka itu. Dan usahakanlah mempertahankan jumlah itu. Jika penghasilan Anda bertambah, tambahkanlah nilai prosentasenya.
8.7. Jika pada permulaan Anda gagal untuk menyesuaikan diri dengan anggaran yang Anda susun, jangan Anda berputus asa dan berpangku tangan. Anda akan sukses jika Anda berusaha lagi. Dan coba tingkatkan disiplin dan keyakinan Anda.
8.8. Perbaharuilah rencana Anda paling tidak setiap bulan.
Bicarakanlah dengan seluruh keluarga, agar mereka tahu apakah rencana ini akan mencapai tujuan atau mengalami kemunduran.
8.9. Ingatlah, yang terpenting dalam anggaran keluarga ialah berapa banyak penghasilan Anda, dan bagaimana membelanjakannya dengan penuh kebijaksanaan.
8.10. Teguhkanlah pada keputusan Anda,dan jangan ragu untuk mengubah rencana Anda bila itu tidak bisa dilaksanakan, sesuaikanlah dengan kemampuan.
Ingat, bahwa rencana tabungan Anda bukan rencana yang kaku dan sempit. Hanya rencanalah akan membantu Anda menyuruh uang Anda mengikuti perintah Anda. Akhirnya, selamat menabung dalam Credit Union/Koperasi Kredit.
9. BERBELANJA
Berbelanja merupakan kesenian tersendiri, pada umumnya saat-saat berbelanja adalah saat-saat yang paling menyenangkan bagi setiap orang, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga.
Pada saat-saat itulah mereka merasa menjadi “raja” dapat memerintah para pedagang, tawar menawar dan memutuskan. Bukankah ada pribahasa bahwa “pembeli itu raja”.
Disamping itu ada saat lain yang menyenangkan, misalnya dapat ngobrol dengan teman baru atau teman lama dan dapat pula “cuci mata” tetapi semuanya itu pula dapat sekaligus menggoncangkan anggaran keluarga apabila tidak setia pada anggaran yang ditetapkannya.
Kemudian pengaruh lain bisa timbul soal gengsi dan persaingan dengan tetangga terutama keluarga-keluarga yang mulai menanjak tingkat penghasilannya.
Kebodohan semacam ini memang hampir tidak dapat dihindarkan dengan penyadaran, kecuali dengan anggaran keluarga yang dijalankan dengan disiplin dan kesadaran.
Beberapa petunjuk untuk berbelanja secara baik :
- Sebelum pergi berbelanja, periksalah dahulu anggaran;
- Tuliskan apa-apa yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan;
- Cari tempat belanja yang paling murah, jangan hanya melihat tempatnya ramai dan indah, padahal harga-harga barangnya mahal;
- Berhati-hatilah terhadap iklan dan orang-orang yang datang menawarkan barang ke rumah (salesmen/girl). Jangan tergoda;
- Belilah barang dengan mutu yang baik,biarpun harganya agak mahal sedikit, asalkan awet pakainya;
- Berbelanja sesuai dengan kebutuhan;
- Susunlah prioritas barang-barang yang akan Anda beli.